Warga di salah satu desa di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, berinisiatif membuat rakit bambu setelah jembatan penghubung desa mereka putus akibat banjir bandang. Aksi gotong royong ini mereka lakukan agar anak-anak tetap bisa berangkat ke sekolah dan mengikuti ujian akhir.

Setelah banjir deras menerjang pekan lalu, warga melihat jembatan yang biasa mereka lewati roboh dan hanyut terbawa arus. Akses ke sekolah terputus total. Namun, alih-alih pasrah, warga desa langsung mengumpulkan bambu dan membangun rakit sederhana untuk menyeberangkan anak-anak mereka setiap pagi.

“Satu-satunya cara agar anak-anak tetap ikut ujian adalah dengan rakit ini. Kami tidak mau pendidikan mereka terhenti hanya karena bencana,” kata Haji Darwis, salah satu tokoh masyarakat setempat. Ia bersama pemuda desa mendorong rakit setiap pagi dan sore, memastikan anak-anak sampai ke sekolah dan pulang dengan selamat.

Orang tua pun turut mengawal anak-anak mereka menyeberangi sungai, meski harus berbasah-basahan dan bertaruh nyawa. Mereka alternatif medusa88 percaya bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalan agar anak-anak bisa meraih masa depan yang lebih baik.

Kondisi ini memantik perhatian banyak pihak. Pemerintah daerah diminta untuk segera membangun jembatan darurat atau memberikan solusi cepat agar akses pendidikan tidak terus terhambat. Hingga kini, warga tetap menjaga semangat dan memilih untuk bertindak ketimbang menunggu bantuan datang.

Langkah warga Polman ini membuktikan bahwa semangat pendidikan tak bisa dihentikan oleh bencana. Dengan niat tulus dan solidaritas, mereka menciptakan jalan sendiri demi masa depan anak-anak mereka.

By admin